KANTIN MAK EMAH YANG RAMAH
Suasana kekeluargaan desa/kampong masih terasa kental di sekitar sekolah SMP PLUS Pasawahan, tepatnya di sebelah selatan kota Ciamis kecamatan Banjarsari. Yang berjarak sekitar 20 km dari Pantai Pangandaran. SMP PLUS PASAWAHAN adalah Sekolah yang didirikan SPP (Serikat Petani Pasundan) pada tahun 2004 dengan swadaya masyarakat. Karena pada waktu itu belum ada program pendidikan gratis terutama untuk SMP. Yang mana serikat petani pasundan adalah suatu organisasi petani yang secara intensif mendorong dijalankannya land reform di Indonesia. Mengapa dinamai pasundan, karena anggotanya kebanyakan dari daerah tatar Sunda yaitu daerah Garut, Tasik, Ciamis. Kalupun ada dari subang misalkan itu dinamai SPP Utara. Sekolah ini didirikan di atas tanah seluas lebih kurang 6 ha. Itu tanah hasil reclaiming dari perkebunan. Adlanya daerah yang dipake sekolah ini adalah bekas perkebunan karet, tapi setelah adanya organisasi SPP di daerah ini, masyarakat melakukan reclaiming terhadap tanahnya. Mereka diperkuat dengan bukti bahwa sebelum perkebunan ada tanah ini ilik nenek moyang mereka Cuma tidak ada bukti tertulisnya.
Kantin adalah syarat bagi semua sekolah baik itu modern atau tidak modern. Seperti halnya di SMP Plus Pasawahan. Disitu hanya ada satu-satunya warung (bukan kantin) yang lumayan cukup komplit dari mulai makanan, rokok, kopi, pecel dan lalapnya, dan segala macam lainnya lagi. Sebetulnya ada warung selain itu, tapi jaraknya agak jauh dan pelayanannya kurang bersahabat. Semua anak yang berdiam di asrama hampir semua bergantung pada warung itu. Dari mulai minum, makan, jajan hingga ngutang sekalipun. Dia gak keberatan dengan kelakuan anak-anak meski kadang jengkel. Tapi gak jadi masalah. Mak Emah, dialah pemilik warung tersebut. Istri dari mbah cinta (nama panggilan) ini mulai berdagang di lingkungan sekolah dari mlai sejak sekolah ini berdiri. Entah apa filosofinya mbah itu disebut mbah cinta, padahal orangnya sudah tua. Tapi namanya itu loh, ROMANTIS , imut dan lucu aza. Asalmulanya mereka berdagang kecil-kecilan tapi lama-kelamaan seiring berjalannya waktu warung mak emah pun semakin maju. Mengapa anak-anak memilih warung tersebut, alasan pertama karena hanya warung mak emah yang dekat dan Anak-anak merasa puas dengan pelayanan mak emah. Selain harganya standar, yang paling enak adalah pelayanannya yang ramah. Meskipun salah seorang anak ngehutang dia tetap memberi kelonggaran. Karena dia mengerti semua yang diam di asrama adalah orang jauh dari OTL-OTL se Ciamis.
Anak anak sudah menjadi langganan dan super langganan. Meraka sudah pada tahu harga masing-masing makanan di sana, jadi ketika mau bayar atau ditulis di buku gak perlu menanyakan harga lagi. Siapa yang gak mau coba. Harga mie instan rebus atau Goreng kalau dimasak di situ harganya dua reebong. Kalau ditambah nasi jadi tiga ribu rupiah. Makanan ringan seperti cokelat berharga lima ratus. Semua spesies kerupuk berharga lima ratus juga. Permen seratusan per buah. Setiap hari senin ada menu spesial yaitu pasti ada pecel dengan lalap full color. Ada kacang panjang, saosin, pucuk singkong, katuk, wah pokoknya full color aza. Bumbu pecelnya waduuuh gak ada tandingnya dimana pun juga. Selain full color dan mantap, juga ramah lingkungan karena wadah yang digunakan bukan plastik atau kertas nasi melainkan daun piwang atau daun waru. Nah ini kearifan lokal yang harus kita jaga. Namun yang namanya anak-anak yang belum terbangun kesdarannya, meskipun ramah lingkungan tapu mereka tidak membuang sampah itu secara teratur, so..... acak-acakan we anger.
Terus yang bikin asyik adalah setiap pagi gorengan tempe atau bala-bala. Waduh mantep banget. Setiap mau masuk atau sedang istirahat anak-anak kumpul disana. Apakah mreka jajan aau nggak aku gak tahu. Tapi kelihatannya hampir setiap orang suka dengan tempat itu termsuk guru-gurunya juga. Menrutku semua orang yang pernah sekolah di sini, mereka tak akan melupakan yang namanya Mak emah. Terutama juga yang diam di asrama. Memang mungkin hawanya pienakeun gak hanya yang ada di sekolah yang suka nangkring di sana, para pemuda pun suka ngumpul di sana terutama malam minggu, merka semua pake motor. Ini kan aneh padahal banyak warung yang lebih besar dan komplit. Apakah mungkin ada udang di balaik papan. Ada tujuan lain selain ke warung mak emah. Itu urusan mereka mungkin cari jodoh. Ha ha ha. Maklum namanya juga anak muda. Selain itu para petani perempuan atau laki-laki kalau habis dari garapan suka menyempatkan waktu nongkrong di warung itu. Apalagi kalau orang yang lewat itu adalah orang OTL.
Orang tua muridpun kalau misalkan menengok anaknya ke sekolah, pasti dia akan nongkrongnya itu di kantin mak emah. Ada apa dengan warung mak emah ?. Hanya anak Pasawahan University yang tahu rahasia itu.
kafka zhesytha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thankz