I am an adventurer

I am an  adventurer
beautiful extreme

Senin, 11 Juni 2012

Sekilas Itu Tak Membekas


Sekilas itu tak membekas
            Siang itu panas mentari membakar apa yang ada di alam ini tepatnya di bagian timur. Orang-orang tampak hampIr semua menutupi peningnya sehinga tampak seperti menghormat. Tapi aura semangat terpancar pada mereka anak-anak maupun yang sudah tua apalagi pemuda. Di sebuah lapangan, disitulah tepatnya aku berada, dimana terdapat beribu manusia yang sedang melaksanakan suatu kegiatan. Orang yang hadir hampir semuanya petani dari seluruh penjuru Jawa Barat. Acaranya, kalau bicara petani pasti tidak jauh dengan yang namanya tanah, karena tanah dan petani ibarat ibu dan anak. Acara tersebut adalah “Penen Perdana Karet Rakyat Sagara”.
            Sebuah foto kupegang sepanjang acara itu dan sering aku jepretkan untuk mendapat moment yang bagus dan berestetika untuk dilihat. Sebuah tas bermerek BOOGY mendekap di punggungku yang entah apa isinya aku juga gak begitu hafal. Kakiku tak pernah santai untuk bersanding di kursi atau di tempat duduk. Aku selalu berjalan-jalan untuk mencari moment. Karena itu akan menjadi tanggung jawabku nanti. Ketikaku sedang berjalan tiba-tiba ‘ssst’ terlihat seraut wajah yang sepertinya pernah ku kenal, dan pernah aku melihatnya tapi entah dimana. Ku cari orang itu dan akhirnya ketemu, tapi aku tak sanggup untuk mendekati apalagi menyapanya. Ku ikuti langkahnya, tapi aku terikat dengan tugasku sebagai fotografer kelingkingan. Ku coba untuk menghafal namanya, akhirna sebuah kata terangkai di otakku “Chu” ya orang itu namanya Chu. Aku pernah meliatnya di foto yang terdapat di computer.
            Sekarang aku mencari temannya yang kebetulan bisa dibilang dekat denganku dalam dua bulan ini. Eh..Aku malah menemukan teman lelakiku. Terpaksa Sebentar aku bersapa dan bercanda dulu. Kulanjutkan pencarianku. Akhirnya wajah yang  ku cari-cari ketemu juga, dia duduk paling depan, terpaksa aku harus  berdesak-desakan dulu di sela orang-orang yang hampir semuanya berkeringat. Tak ayal bau keringatpun menghinggapi hidungku. Kupaksakan agar aku dapat menghampiri temanku itu. Akhirnya perjuanganku tercapai juga, aku dapat menghampiri temanku walau dengan susah payah.
            “Hai apa kabar?”
            “Baik, gimana kamu?
            “Alhamdulillah, oh ya tadi aku melihat si Chu ada di sini apakah dia ikut?”
            “Kurang tahu tuh karena kan aku berangkat dari Sarimukti tidak dari Ciamis. Coba tanyakan ke si Yu tuh baragkali dia tahu. Tuh sebelah situ dekat rombongan anak-anak!”
            “Ya, thank’s ya “
            “Sama-sama, semoga berhasil”
            Dengan perasaan agak malu aku mencoba manghampiri manusia yang bernama Yu itu. Aku sih gak kenal dia tapi dia mengenalku sehingga ketika aku mendekatinya dia langsung menyapaku.  “ Oy..(sambil menepuk bahuku), bagaimana kabarmu ?”
            “Baik, eh kamu berangkat dari mana?  Dari Ciamis bukan?”
            “Emang mau apa kalau aku bernagkat dari Ciamis”
            “Ahh enggak kok Cuma bertanya aja”
            “Yang bener….”
“Gini sebenarnya aku mau menanyakan kalau si Chu, ikut ke sini gak. Soalnya tadi aku melihatnya tapi aku tak berani untuk menghampirinya.”
“Ooooh.. dia. Dia kesini tapi sekarang entah di mana, kalau tadi di sebelah situ tuh” (sambil menunjuk kebelakang). Ternyata sudah tidak ada.” Eh emang kamu ada apa dengan si Chu aku jadi curiga nih?”
“Nggak biasa aja lagi”
“Sumpah lo”
“Ehhh aku itu orang normal jadi maklum dong”
“Ngomong dong dari tadi”
Perasaan bahagia dan tegang hinggap di satu hati. Bahagia karena aku dapat melihat indahnya wajah Chu, tagangnya apa yang harus aku katakan kalau aku bertemu dan bertatap muka dengannya. Tapi perasaan itu tak terjadi lama karena terganggu oleh suara yang mengusik telingaku dari belakang.
“Tolong fotonya aku yang pakai, itu ada masyarakat yang ingin difoto”
Aku seakan terbebas dengan permintaan itu, aku jadi leuasa untuk mencarinya.
Di sudut kanan panggung penonton wanita berbaju putih berdiri bergandengan tangan dengan temannya, melihat pertunjukan upacara adat. Aku mendekatinya pura-pura tak disengaja. Tiba-tiba temannya menyahut.” Eeey … kamu Zhe mana kawan-kawan lain, gimana kabarnya?”. Menyodorkan tangan mengajak bersalaman”
“Oh teman-teman di sebelah situ tuh. Lho kok kalian berdua disini gak bergabung dengan teman yang lain?”
“Ini lagi mau belanja untuk oleh-oleh”
Aku pergi meninggalkan mereka. Ada yang aneh yang kurasakan, kok tadi aku gak bersalaman dengan si Chu, padahal kan tujuannya adalah dia.  Itulah, mungkin aku sedang dijinakkan oleh makhluk yang bernama “gugup”. Segera ku cari yang tadi meminta foto padaku, supaya dia memoto si Chu. Ketika kulihat lagi lokasi tadi ehh si Chu sudah gak ada lagi. Tapi biarlah yang penting aku sudah memastikan bahwa dia ada di sini.
Acara makin meriah ketika Kepala BPN RI (Joyo Winoto) memasuki lapangan, penari latar yang pada cantik mulai memainkan tangan dan yang dipeganya dengan sangat apik. Maklum yang datang adalah mentri , pusat lagi. Di tambah lagi Gubernur JABAR (Dani Setiawan). Tangan para petani pun mulai di tepuk-tepukan menyambut kedatangan dia dan rombongannya. Ada rasa bangga pada diriku dimana aku dapat bertemu mentri dan gubernur dengan mata kepala sendiri di depan mata sendiri. Yang sebelumnya gak ada bayangan untuk bertemu dengannya apalagi bersalaman dengannya.
Aku mencoba lagi melihat lokasi yang tadi, dia sudah berdiri lagi dan masih tetap dengan temannya. Aku hampiri lagi, kali ini Alhamdulillah aku dapat  menyapanya dengan hati yang tenang. Ketika kulihat senyumnya mentari yang menyinaripun seakan menjadi salju yang berjatuhan dari langit. Udara seakan menjadi sejuk terasa dingin menyapa tubuhku. Tak terasa ternyata temanku sudah memfoto si Chu dan melpaorkan hasilnya kepadaku.
“Nih foto yang lo pinta tadi. Bagaimana bagus gak?”
“Bagus, tapi dimana lo memoto nya”. “Ah lo mau tau aja, yang penting kan sudah ada”. “ Iya…….” Terima kasih ya”.” Sama-sama”
Pas mau pulang aku lupa tidak minta nomor Hp nya. Terpaksa ku mencari lagi makhluk yang bernama Yu. Ternyata dia tak penya Hp. Adduh aku jadi bingung tapi kalau temannya punya. Yaaa aku minta aza punya temanya.
Apa artinya sebuah foto? Aku juga gak begitu tahu tapi tujuanku adalah aku dapat melihat si Chu semauku.
Dua hari setelah acara itu nama Chu yang kukagumi dua hari yang lalu, tak pernah muncul dihatiku apalagi dalam ingatanku. Mungkin tuhan telah menghapusnya dari kehidupanku dan memori otakku. Aku jadi percaya bahwa cinta itu hadir kala kita sering bersama. Setelah mata lelah habis nulis Kututup bukuku dan aku melaju ke alam mimpi. Dengan harapan mimpii indah menghiasi tidur malamku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thankz